Series: Manajemen Antrian

Antrian di Faskes: Bisakah dikelola?

This entry is part 1 of 5 in the series Manajemen Antrian

Melirik pada manajemen antrian di rumah sakit, pernahkah melihat atau mengalami situasi seperti di gambar berikut ini? Tidak susah rasanya menemukannya bukan? Pasien (dan keluarga) jelas rugi karena waktu terbuang di tengah kemungkinan tertular penyakit yang diidap pasien lain. Faskes pun rugi karena suasana yang ramai dan penuh sesak akan mengganggu pelayanan yang diberikan, disamping memberikan tekanan emosi cukup tinggi.
manajemen antrian di rumah sakitmanajemen antrian di rumah sakit

Antrian terjadi di mana-mana, termasuk fasilitas kesehatan. Jangankan orang sakit, orang sehat pun pada dasarnya tidak mau antri. Tapi karena berbagai alasan, antrian harus dihadapi. Ya, orang -sebagai pengguna jasa- bersedia antri karena tidak ada pilihan. Jika Anda adalah penyedia jasa layanan yang dibutuhkan orang-orang yang rela antri, bahkan berjam-jam, apakah tidak punya pilihan juga? Bisakah antrian yang panjang tersebut kita kelola dengan baik?

Read More

Manajemen antrian: Berapa Luas Ruang Tunggu?

This entry is part 2 of 5 in the series Manajemen Antrian

manajemen antrian di rumah sakitSalah satu isu kritikal dalam manajemen antrian di faskes adalah seringkali dijumpai luas ruang tunggu jauh lebih kecil dari jumlah pasien yang berkunjung, lebih spesifiknya pasien yang antri. Bahkan pernah saya lihat jumlah kursi yang disediakan di poli spesialis sangat terbatas, menunjukkan demikianlah ruang yang disediakan untuk menunggu layanan dokter. Lebih ekstrim lagi, ada klinik yang setiap hari pasiennya antri sampai di pinggir jalan. Memang isu utamanya adalah manajemen antrian di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, tapi konsekuensinya adalah ruang tunggunya harus bagaimana? Apakah tidak sebaiknya dirancang atau direncanakan agar membuat pasien merasa nyaman selama menunggu?

Read More

Waktu Tunggu Rawat Jalan 60 menit, Bisa?

This entry is part 3 of 5 in the series Manajemen Antrian

manajemen antrian rumah sakitPosting sebelumnya terkait manajemen antrian rumah sakit, kita sudah membahas isu tentang panjangnya antrian. Kali ini kita melihat sisi lain dari panjang antrian yaitu lamanya waktu antri atau waktu tunggu rawat jalan. Tidak semua orang memiliki kesabaran menunggu yang banyak. Ada yang memang karena sibuk maka tidak ingin membuang waktunya untuk antri. Ada juga yang merasa bagaimana pun menunggu dalam antrian tidak memberikan nilai tambah kecuali rasa kesal. Tentu saja ada banyak orang yang rela menunggu karena tidak ada pilihan lain. Namun ada satu hal yang pasti, setiap orang memiliki batas waktu yang dianggapnya wajar untuk menunggu (acceptable waiting time – AWT). Jika antrian akan membuatnya menunggu lebih lama dari batas waktu tersebut, orang akan pergi meninggalkan antrian, yang berarti meninggalkan jasa yang ingin diperolehnya. Hal ini berarti faskes telah gagal memenuhi keinginan pasiennya. Apa yang harus dilakukan?

Read More

Dampak Registrasi via SMS/online pada Waktu Tunggu

This entry is part 4 of 5 in the series Manajemen Antrian

waktu tunggu pasienBeberapa rumah sakit atau fasyankes lainnya sudah mengumandangkan cara yang lebih keren ketika melakukan pendaftaran rawat jalan. kalau dulu pasien atau keluarganya harus datang untuk melakukan registrasi, konon katanya dengan sms atau aplikasi android kita tidak perlu datang lagi. Cukup mendaftar dari rumah. Pertanyaannya mengapa fasyankes yang sudah menggunakan cara keren seperti ini belum juga menyatakan ke publik seberapa signifikan waktu tunggu pasien rawat jalan dapat diturunkan dari kondisi sebelumnya? Bukankah yang menjadi tujuan utama dalam manajemen antrian di rumah sakit atau fasyankes adalah menurunkan waktu tunggu pasien?

Read More

Antrian dan Penumpukan

This entry is part 5 of 5 in the series Manajemen Antrian

Sebelum menganalisis waktu tunggu pasien, dalam manajemen antrian di mana pun akan ditemui 1 dari 2 kondisi berikut: laju kedatangan pasien (pelanggan) lebih kecil dari laju pelayanan (kasus antrian) atau sebaliknya laju kedatangan melebihi laju pelayanan (kasus penumpukan). Sebenarnya istilah antrian dan penumpukan ini baru muncul barusan ketika mencari judul apa yang tepat untuk posting kali ini. Kedua kasus ini sebenarnya sama-sama berkaitan dengan antrian. kalau disebut antrian yang wajar dan tidak wajar sepertinya kurang tepat, karena kasus yang tidak wajar (penumpukan) merupakan kasus yang wajar ditemui di lapangan 🙂 Jadi sementara kita sebut saja sebagai kasus antrian dan penumpukan. Mari kita lihat bedanya.

Read More