KMKB: Mulai dari mana?

Sesuai dengan posting sebelumnya, mari kita mulai membumikan konsen KMKB ini. Satu hal yang dapat disimpulkan dari memahami berbagai perspektif tentang mutu (ringkasnya ada di sini, lengkapnya ada di acara ini) adalah Mutu tidak dapat dilepaskan dari proses. Bagaimana dengan biaya? biaya bisa jadi merupakan input dari suatu proses, tapi dapat juga merupakan konsekuensi dari proses (yang buruk). Yang pasti, biaya juga berhubungan sangat erat dengan proses. Soal kata kendali, adakah hubungannya dengan proses?

Orang awam akan mengatakan bahwa kita dapat mengendalikan sesuatu jika kita benar-benar menguasai sesuatu itu. Kendali mutu atau kendali biaya sebenarnya bagaimana?

  • Jika indikator mutu ditetapkan misalnya waktu tunggu pasien, maka pertanyaannya bagaimana mengendalikan waktu tunggu pasien? Dapatkah kita mengendalikan waktu tunggu pasien?
  • Jika indikator biaya adalah besarnya rupiah untuk penyembuhan penyakit tertentu, maka pertanyaannya bagaimana mengendalikan biaya penyembuhan pasien penyakit tertentu tersebut?

Tentu saja sulit kita mengatakan bahwa kita dapat mengendalikan indikator tersebut. Indikator hanyalah indikator. Ya, indikator adalah informasi tentang bagaimana suatu proses berjalan. Nah, ketemu lagi kita dengan kata proses. Jadi sebenarnya kata kendali juga berkaitan sangat erat dengan proses, karena yang kita kendalikan itu esensinya bukan mutu atau biaya, tetapi suatu proses. Jadi jelas sekarang bahwa bicara KMKB adalah bicara proses.

Ada satu hal lagi yang ingin saya gunakan untuk mempertegas bahwa proses adalah komponen utama dalam KMKB. Umumnya orang ketika bicara mutu akan berkaitan dengan kesesuaian dengan spesifikasi (pendekatan TQM). Sesuatu disebut bermutu jika spesifikasi atau targetnya tercapai. Nah tapi perlu dipertajam dulu, spesifikasinya ini tentang apa? Sebab ada banyak hal yang bisa kita nyatakan spesifikasinya.

  • Ada aturan yang menyatakan jam buka pelayanan rumah sakit sebagai target mutunya
  • Ada aturan yang menyatakan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk meracik obat sebagai target mutunya
  • Ada Faskes yang menyatakan berapa banyak pasien yang dapat dilayani dalam suatu periode sebagai target mutunya
  • dan Ada kebijakan yang menyatakan berapa angka kematian ibu sebagai target mutunya

Tidak perlu heran, karena memang ada banyak indikator yang kita gunakan. Kita dapat menggunakan indikator untuk input, proses, output, outcome, bahkan impak (silakan lihat di sini). Dari kelima hal tersebut, kendali terhadap input adalah hal yang relatif mudah sehingga tidak perlu dibicarakan. Kendali terhadap output, outcome dan impak jelas bukan hal yang mudah karena mereka adalah hasil yang pada dasarnya tidak dapat dikendalikan. Oleh karena itu, yang layak dan pantas dikendalikan dari kelima hal tersebut adalah proses.

Dari uraian ini, mudah-mudahan kita memiliki pemahaman yang sama sekarang bahwa Proses-lah yang perlu kita kendalikan. Mungkin begini formulasinya:

  • Yang harus dikendalikan itu adalah Proses sehingga menghasilkan produk (barang dan jasa) yang bermutu dengan biaya serendah mungkin.
  • Mutu memiliki konsekuensi pada biaya: mutu yang baik umumnya membutuhkan biaya yang relatif besar; Namun biaya yang besar tidak selalu berarti mutu yang baik sebab biaya besar menunjukkan terjadinya inefisiensi dalam proses. Kendali mutu dilakukan agar tingkatnya TETAP terjaga.
  • Kendali biaya baru dapat dilakukan jika tidak mengurangi pencapaian mutu. Dengan mutu yang sama, biaya perlu dikendalikan agar TETAP sama atau LEBIH MURAH.

 

Kendali mutu dan Biaya

Posisi biaya di sebelah kiri dan mutu di sebelah kanan proses bukan tanpa alasan. Mutu berhubungan dengan pelanggan, konvensinya pelanggan digambarkan di sebelah kanan. Biaya sangat terkait dengan sumber daya atau input, dan input diletakkan di sebelah kiri proses.

Series Navigation<< Kendali Mutu dan Kendali Biaya: Apa sih sebenarnya?KMKB: Memahami Proses, Memerangi Variabilitas (1) >>

3 comments on “KMKB: Mulai dari mana?”

  1. Eti Santosa Reply

    …so …mgkn ada banyak fenomena yg blm terexpose …bahwa justru “dg bermutu” sebetulnya biaya menjadi terkendali …
    Inovasi dlm pengembangan “mutu proses” berdampak di “efisensi biaya”

  2. irihm Reply

    Betul ibu eti, kalau lihat referensi, proses yang bermutu (world class) kira-kira kisaran biaya kualitasnya (COPQ – Cost of Poor Quality) kurang dari 10% dari sales. Sedangkan yang masih buruk, bisa sampai 30-40% dari sales. Jadi sebenarnya memperbaiki mutu bisa sekaligus mengurangi biaya. Sekali mendayung, 2-3 pulau terlampaui.

  3. Rudy Kristianto Reply

    Luar biasa saya setuju pendpt bahwa bermutu akan berkorelasi langsung dg pengendalian biaya, tapi hrs juga Standar pelayanan direviu terus menerus.. krn Std yg tdk trrkontrol justru bisa menjadi tidak bermutu, kita ingat praktik yg tdk bermoral yaitu supply induced demand dimana Std pelayanan bisa saja berlebihan dan menimbulkan Hi Cost.

Leave A Reply

Your email address will not be published.